Life Plan yang Membolak Balikkan Isi Jagad Raya

November 26, 2016

Ada sebuah pertanyaan yang sampai sekarang masih saya ingat, saat saya mengisi seminar di Padang tahun 2007. Saat itu ada pertanyaan dari seorang mbak-mbak (bukan mbek-mbek ya..)

Dia cerita, “Pak, saat saya lulus S1 dulu, saya belum tahu setelah S1 saya akan kemana dan bagaimana. Karena belum tahu apa-apa akhirnya saya daftar S2. Sekarang saya sudah hampir S2, saya juga masih bingung mau kemana. Apa saya harus lanjut ke S3 pak?”


Saat itu saya cukup kaget juga. Apa yang dia lakukan selama 2 tahun terakhir?. Saya tidak menjawab teknis pertanyaan itu, saya coba memberikan gambaran saja, sebetulnya apa sih yang mau dicapai di hidup ini?

“Mati Syaahid atau hidup mulia.. ”

Ini yang kebanyakan sering terjadi diantara kita. Kita punya cita-cita dan jargon yang bagus-bagus, tapi kita gak tahu bagaimana kita menurunkannya. Setiap pagi kita baca matsurot. Salah satu doanya adalah.. Waamitha ala shahadati fi sabilik… Tapi seolah doa itu hanya sebatas doa, tanpa kita tahu bagaimana kita menurunkannya..

Menurut saya ini dulu yang perlu diluruskan sebelum kita membahas masalah life planning. Kita jangan terjebak dengan dualisme kehidupan. Islam adalah satu. Islam adalah whole of our life. Jadi antara kehidupan akhirat dan kehidupan dunia harus selaras dan pasti berhubungan.

Life plan kita seharusnya bagaimana menghubungkan antara kehidupan akhirat dengan kehidupan di dunia ini sehingga, sekali merengkuh dayung, kita kesasar di dua tiga pulau.. bahkan banyak pulau ..

Banyak hal-hal yang seri. Jadi intinya, pada saat kita ingin menyusun sebuah life plan, kita perlu menyesuaikan dengan target akhir di kehidupan kita kelak. Sangat rugi kalau kita hanya berfikir di dunia. Kita bisa membagi dua yang keduanya saling berhubungan. Kita bisa anggap kehidupan akhirat adalah planning jangka panjang, dan kehidupan di dunia adalah planning jangka pendek. Kehidupan jangka panjang tentu di akhirat kita ingin ditempatkan di Al Jannah. Gak mungkin mau ditempat sebaliknya.

Nah, bagaimana cara masuk ke Jannah itu yang perlu diplan. Agar gak salah jalan, kita perlu memahami pula pintu-pintu surga itu. Gak mungkin kita bisa masuk ke sana, kalau kita gak paham kita akan milih dari pintu mana. Ini yang disebut goal. Setelah kita tahu pintu-pintu itu, baru kita bisa rencanakan sejak sekarang, saya akan masuk dari pintu mana.

Ini yang saya katakan .. antara kehidupan akhirat jangan dipisahkan dengan kehidupan dunia. Kenapa itu berhubungan, karena kita bisa berkaca dari filosofi hadits arbain nomor 1.


Innamal’amalu bi niyah.


Terkadang kita agak meremehkan ayat ini seolah-olah ini niyah di sini hanyalah untuk gjangka panjang. Padahal di balik semua itu, ada makna besar yang bersifat jangka panjang. Kalau steaven covey menjelaskan ini sebagai begin with the end of mind. Orang-orang pada saat baca ini terkagum-kagum, padahal 15 abab sebelum covey lahir.. Rasulullah SAW sudah mengatakan Innamal’amalu bi niyah.


Begin with the end of mind ini yang disebut niat.


Pada saat kita baca bismillah, makna yang terkandung di dalamnya bukan sekedar kita akan melakukan sesuatu setelah kita baca basmallah tersebut. Tetapi, ada sebuah asa, ada sebuah tujuan.. bahwa kita melakukan sesuatu itu punya tujuan akhir, berupa mardhotillah. Yang dengan ridhonya itu kita bisa dimasukkan dalam surganya. Itu filosofi yang perlu kita pahami sejak awal.

Balik lagi ke atas, Sekarang kita coba turunkan… Tadi kita sudah bahas tentang kita ingin masuk surga. Kita perlu tahu pintu surga, Dari sana bisa kita planning, kita akan masuk dari pintu mana.

Coba sekarang, ada yang hapal, pintu surga ada berapa? Dan apa saja?
1
2
3
4
5
Yaaaahh…
Katanya mau masuk surga… pintunyaaa gak tahu… :p


Sekarang balik lagi. Sekali lagi ya.. setelah kita tahu pintu-pintu itu, kita perlu turunkan ke dunia, bagaimana caranya agar kita bisa masuk via pintu itu. Di sini kita merencanakan sejak dini.. sejak awal mumpung masih muda. Pintu surga ada 8. Ada pintu sayauhada, ada pintu shodaqih, ada pintu puasa, ada pintu sholat, dll….

Nah.. kita perlu pilih satu satu, salah dua or salah tiga dari pintu-pintu itu, agar kita bisa fokus. Dari situ kita turunkan dalam berbagai pekerjaan yang ada di dunia ini. Karena semuanya saling terkait. Tadi Okta menuliskan salah satu pintunya adalah pintu shodaqoh. Pintu shodaqoh itu tentu perlu persiapan panjang. Shodaqoh memang bisa bermacam-macam, mulai dari senyum sampai menginfakkan harta. Nah di sini kita perlu menurunkan lagi. Kalau kita ingin masuk dari pintu shodaqoh..apa yang harus kita lakukan?

Kita bisa bershodaqoh dengan optimal pada saat kita punya harta yang lumayan. Gak mungkin kita bershodaqoh hanya dengan senyum saja khan. Jadi dalam planning jangka pendek di kehidupan dunia, Jika kita ingin masuk dari pintu shodaqoh, kita perlu punya persiapan harta yang banyak agar kita bisa berinfak dan bershodaqoh sebanyak-banyaknya.

Orang yang berinfaq banyak ini belum tentu juga bisa masuk surga dengan lancar dari pintu ini. Kita sering baca bagaimana Abdurrahman bin Auf pun digambarkan masuk surga dengan merangkak… walaupun gak papa juga sih…

Seberapa banyak harga kita yang bisa kita infaqkan.. apakah kita bisa mengalahkan Abdurrahman bin Auf. Nah, kalau kita ingin masuk dari pintu ini tentu jalur hidup yang mau kita lakukan adalah memilih pekerjaan- pekerjaan atau sesuatu yang bisa mempercepat itu semua. Tentu jalur PNS ini gak bisa. Yang bisa dilakukan adalah memilih jalur dari swasta atau wirausaha.

Secara logika, tidak mungkin kita bisa menginfakkan harta yang banyak untuk membantu jalan dakwah ini, kalau kita sendiri masih pas-pasan. Walaupun itu semua balik lagi ke masalah keikhlasan. Ini contoh ya.. bukan berarti jalur PNS yang saya sebutkan di atas tidak akan bisa masuk dari pintu ini.

Yang saya tekankan di sini adalah bagaimana keterkaitan antara kehidupan di dunia dengan di akhirat. Jangan dipisah walau sedikit atau sebentar saja, karena kita sendiri yang akan rugi. Karena semua itu berawal dari niat. Begin with the end of mind. Innamal a’malu bi niyah…

(Sensei Edi Sukur, 2015)
Sumber : MJR SJS


You Might Also Like

0 komentar

Recent Comment

Member Of

  

Subscribe